Wednesday, October 13, 2010

Hanya karena Iman !!

Ditulis oleh : Ev. Sonny Tjandra

Kekristenan adalah kekristenan. Dalam artian, kekristenan secara hakekat tidaklah sama dengan yang disebut agama. Agama adalah agama, dalam artian agama tidaklah sama dengan kekristenan, karena agama memang bukan kekristenan. Realita tersebut semakin menguat manakala kita mencermati Alkitab selaku Kebenaran satu-satunya, Kebenaran yang telah diwahyukan oleh sumber wahyu, yaitu Allah sendiri. Pendalaman akan wahyu khusus tersebut akan membawa kita melihat satu pernyataan yang indah dan kuat.

Apakah itu ? Yaitu pernyataan, bahwa melalui dan didalam Iman dan hanya Iman, maka seseorang boleh menikmati satu kebutuhan yang paling dibutuhkan, yaitu: Keselamatan. Keselamatan yang dimaksud adalah Keselamatan dunia akhirat, dengan kata lain adalah Keselamatan sejati, dimana manusia kembali kepada Allah, manusia menikmati Surga yang mulia. Fakta ini memberitahukan, bahwa manusia (tanpa kecuali) sebagai keturunan dari Adam yang berpasangan dengan Hawa, adalah manusia berdosa.

Dosa sudah mencemarkan sedemikian rupa keberadaan manusia, hingga manusia layak dan patut disebut manusia berdosa. Kenyataan tersebut menjadikan manusia tidak lagi berelasi dengan Allah Penciptanya secara baik. Relasi tersebut telah terputus. Dalam dosa manusia mengalami hidup yang kotor, rusak dan mati. Satu-satunya jalan keluar atau solusi satu-satunya, jikalau manusia kembali kepada Allah Sang Khalik. Kembali pada Allah, bukan melalu perbuatan atau amal baik, serta aktifitas jasa, tetapi melalui dan didalam Iman.

Hanya melalui Iman dan hanya Iman saja. Satu pertanyaan : Jikalau melalui Iman, Iman ini Iman kepada siapa ? Alkitab menjawab : Iman kepada Kristus Yesus ! Iman kepada Kristus Yesus inilah yang mengesahkan seseorang untuk menikmati Keselamatan. Perhatikan catatan Yohanes 3 ‘Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal’ Hanya beriman kepada Anak yang tunggal, inilah Kristus Yesus, maka seseorang memperoleh hidup yang kekal/keselamatan. Dengan beriman kepada Kristus Yesus, maka seorang kristen bukan saja menikmati hidup kekal/keselamatan, namun dari sinilah perjalanan seorang beriman dimulai.

Dengan perkataan lain, selama ini yang disebut Iman, bukanlah Iman yang sejati yang merujuk pada Anak DombaAllah. Bahkan selama ini yang disebut Iman, ternyata merupakan sebuah keyakinan akan yang diyakini. Itu sebabnya dapat dimengerti, jika seseorang mengatakan : sekarang saya pindah agama, pindah kepercayaan dan semua ini adalah hak saya, dstnya. Inilah fenomena pindah keyakinan sampai satu saat dimampukan untuk mengedepankan Iman yang sejati yang bermuara pada Kristus Yesus.

Maka melihat realita akan kebutuhan manusia yang paling dibutuhakan, ternyata kita diperhadapkan kepada fakta: Adanya Iman dan adanya Keyakinan. Adanya agama perbuatan dan adanya ‘agama’ Iman! Tetapi jika seseorang berkata: Bahwa semua adalah Iman, maka sesungguhnya Iman seorang kristen dengan yang lain adalah tidak sama alias berbeda sekali. Namun bersama hidup bersama dalam satu atap Indonesia atau dalam satu atap bumi yang semakin panas ini, maka harus saling menghargai atau mengemukakan toleransi yang baik. Bukankah Alkitab mengajarkan: Kasihilah sesamamu manusia.

Paulus tepat jika mengatakan dan ini hanya bagi yang beriman pada Kristus Yesus ‘Orang benar akan hidup oleh Iman’ (Rom1/17). Jikalau seseorang beriman pada Kristus Yesus, maka hari-harinya adalah hari-hari yang dijalani dengan Iman. Dari Iman kepada Iman. Mungkinkah seseorang beriman pada Kristus Yesus ?

Ini adalah pertanyaan penting. Jawaban: Mungkin, jika Allah memungkinkan. Berarti, seseorang ketika mampu mengedepankan Imannya, hanya jika Allah beranugerah. Ini benar, maka seorang Luther dalam pemahamannya akan Pembenaran hanya oleh karena Iman/Justification by faith mengatakan : Iman seratus persen adalah anugerah dan pekerjaan Allah dalam hidup manusia. Berbahagialah saudara, jkalau Allah menganugerahkan Iman kepadamu.

Young, Restless and Reformed

Dicomot dari tulisan pakdokter

Wow! Gw suka banget dengan judul ini. Dari judul tersebut sudah menunjukkan suatu karakter dan filsafat hidup yang membawa kita untuk memuliakan nama Tuhan. Meski bagi pembaca kebanyakan engga ngeh, apaan tuh? The Young and the Restless mungkin udah banyak yang tahu. Itu opera sabun produksi stasiun teve CBS Amrik. Tapi yang ini laen.

Memang benar kalau dipikir sekilas aja, begitu indahnya jika masa-masa melayani Tuhan itu adalah pada masa muda. Selain pada usia muda mempunyai kemauan yang kuat, ideal dan seakan tak ada habis energinya serta mempunyai banyak waktu. Young and restless for the Lord. Bukankah ini yang seharusnya anak Tuhan lakukan dalam pelayanan bagiNya? Tetap semangat dengan api yang berkobar melayani Tuhan hingga orang laen dapat melihat pribadi Kristus dalam hidup orang Kristen sehari-hari.

Sedikit tentang reformasi. Reformasi abad ke-16-17 yang dimotori oleh Martin Luther yang terkenal dengan penempelan 95 tesis pada pintu gerbang gereja Wittenburg yang membuka kedok penyimpangan ajaran dan korupsi yang dilakukan oleh gereja Katolik Roma pada waktu itu.

Reformasi adalah awal babak baru pemurnian iman dan pengajaran dalam gereja Tuhan dan menjadi penentu arah perkembangan Pengajaran dan Teologi di kemudian hari. John Calvin, penerus Martin Luther, adalah salah seorang reformator yang mampu menafsirkan gerakan itu sebagai momen untuk merevitalisasi kehidupan religius dan teologia pada zamannya dan berefek sampai hari ini.

Baginya, kebenaran ajaran dan teologi gereja ditentukan dan didasarkan pada Alkitab dan interpretasinya yang benar. Prinsip Sola Scriptura (hanya berdasarkan Alkitab saja) adalah penentu keberhasilan Reformasi. Dari prinsip ini akan ditemui prinsip-prinsip yang menyertainya, seperti Sola Gratia (keselamatan hanya karena anugerah) dan Sola Fide (diselamatkan oleh iman saja), termasuk Sola Gloria (hanya untuk kemuliaan Allah saja).

Tugas para refomator, khususnya sebagai penafsir dan pengajar teologi yang Alkitabiah, telah berhasil membawa gereja keluar dari mistikisme; corak dominan pengajaran dan teologia abad pertengahan. Para Reformator menolak interpretasi Alkitab secara alegoris (simbolis). Dan para reformator secara realistis memadukan doktrin dan mengajarkannya secara sistematis dan alkitabiah. John Calvin mampu mengajarkan kemuliaan Allah berdasarkan kebutuhan rohani pada zamannya yang secara esensi tidak bisa dilepaskan dari prinsip Alkitab. Gerakan Reformasi itu sangat biblikal karena menekankan pentingnya penafsiran Alkitab secara literal dan historis.

Alkitab dan kedaulatan Allah adalah dasar Reformasi. Karena gerakan Reformasi sangat menekankan Alkitab dan kedaulatan Allah sebagai pusat teologi, maka pada era-era sekarang, teologi Reformasi cenderung menjadi "tolok ukur" untuk menguji teologia-teologia lainnya. Teologi Reformasi "mampu mengukur" konsistensi dan ketepatan, sekaligus mendeteksi penyimpangan berbagai aliran teologi. Dari sinilah prinsip Calvin, "Speak where the Scriptures speak; be silent where they are silent" menjadi terkenal. Prinsip gerakan Reformasi adalah, bahwa Alkitab dan Allah tidak dapat dipisahkan dalam pengajaran dan teologi.

Maka dapat dibayangkan YRR ( Young, Restless and Reformed) udah muda, semangat tanpa lelah dan kembali ke Alkitab tanpa kompromi. Bukan menunggu sudah pensiun maka siap untuk melayani Tuhan, mungkin judulnya jadi laen (not Young anymore, almost Rest - in peace, and has to be Reformed).

Sekarang Waktunya Bekerja !

Ditulis ev.sonny tjandra

Tak jarang manusia baru menyadari betapa berharganya waktu, ketika dia sudah berusia senja dan tak memiliki banyak waktu lagi. Sesungguhnya merupakan satu kebodohan yang teramat mahal, manakala seseorang membiarkan waktunya lewat begitu saja. Waktu yang lewat, tak mungkin kembali lagi. Itu sebabnya seorang yang bijaksana akan memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya.

Pepatah China mengatakan : Satu inci waktu sama dengan satu inci emas, namun satu inci emas tidak sebanding dengan satu inci waktu. Seorang yang bersikap bodoh dengan menghambur-hamburkan waktunya, dia akan menyesal dan bagaimanapun menyesalinya, tidak akan pernah mengembalikan waktu yang telah lewat. Karenanya mari kita menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.

Didalam waktu yang ada, manusia dipersilahkan untuk bekerja dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Jikalau dengan seksama mencermati Alkitab, maka akan terlihat dengan jelas, bagaimana Alkitab mempersilahkan manusia untuk bekerja. Manusia adalah hamba dan Tuhan selaku sang Tuan memberikan kemampuan kepada manusia untuk melaksanakan pelayanan/pekerjaannya. Disinilah seorang kristen, setelahnya menjadi seorang kristen harus semakin memahami realita tersebut. Kritus Tuhan menyatakan dalam Yohanes 9 : ‘Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang, akan datang malam, dimana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja’.

Pernyataan tersebut harus berbicara kuat bagi umat kristiani. Pernyataan ini memberitahukan, bahwa waktu yang ada harus dimanfaatkan dengan serius, karena akan datang malam, dimana tak seorangpun akan dapat melakukan kegiatan kerja/pelayanan. Setiap orang kristen, apakah dia seorang pendeta, apakah dia seorang penatua bidang organisasi, apakah dia seorang aktifis, apakah dia guru sekolah minggu, apakah dia masih muda atau sudah berusia cukup, sesungguhnya semua harus sadar akan kesempatan yang ada guna dipergunakan untuk bekerja/melayani Tuhan.

Betapa naifnya manakala didapati adanya seorang kristen yang malas, yang tak mau melayani/bekerja, yang hanya mau bersenang dan berfoya-foya, kondisi seperti ini merusak kesaksian seorang kristen. Ingatlah bahwa nilai hidup seseorang bukan ditentukan seberapa panjang dia punya umur dan kemudian disebut seorang yang panjang umur. Tetapi nilai hidup seseorang adalah sejauh mana dia sudah mengedepankan kerja/pelayanannya. Camkan.

Satu cetusan dari Thomas A.Edison : Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % kerja keras/keringat. Cetusan ini jelas menjelaskan, bahwa tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras!. Dengan demikian, ketidak seriusan dalam bekerja bukan saja mempengaruhi hasil akhir, namun melawan prinsip Alkitab. Disinilah seorang kristen sejati yang sadar akan panggilan tersebut, dia akan secara serius menggunakan waktunya didalam pelaksanaan kerja/pelayanannya.

Sang Rasul mengatakan : ‘Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua..’ Kiranya Tuhan menolong setiap kita, agar boleh menunaikan kewajiban kerja/pelayanan yang dipercayakan dengan baik. Dengan pertolongan Tuhan pula, kiranya satu kali kita didapati Tuhan selaku pekerja yang baik dan setia. Terpujilah Tuhan sekarang dan selamanya.

Friday, July 30, 2010

Kristus Orientasi Hidupku

Oleh: Ev. Sonny Tjandra

Manakala Alkitab boleh kita cermati sedemikian rupa, maka akan nampak jelas bahwa Kristus adalah pusat pemberitaan Alkitab. Dengan demikian, dapat dimengerti jika Kristus adalah juga pusat dari sejarah dan sejarah yang berjalan. Realita tersebut mengakibatkan konsekuensi logis, bahwa Kristus adalah pusat dari hidup dan kehidupan manusia, ini sah dan mutlak.

Betapa bodohnya jika manusia menjadikan dirinya sendiri atau tokoh tertentu menjadi pusat dari kehidupannya. Kalau realita ini yang terjadi, maka manusia sedang memutlakan yang relatif dan merelatifkan yang mutlak. Semua ini akan membawa pada kerusakan diberbagai aspek kehidupan.

Maka, sesungguhnya satu-satunya yang patut menjadi orientasi hidup dan kehidupan manusia adalah Kristus sendiri. Manusia harus kembali dan mengembalikan segala sesuatunya kepada Kristus dan biarlah segala kemuliaan hanya bagi Kristus saja.

Huldrych Ulrich Zwingli (1484-1531) seorang pengkotbah, teolog, politikus dan patriot, Ia adalah seorang reformator yang mati syahid (1531) menyatakan satu statement : Kehidupan Kristen adalah perjuangan dengan segala kekuatan untuk meletakkan segala sesuatu, baik itu gereja maupun negara bahkan seluruh kehidupan masyarakat dibawa kaki Kristus! Ini merupakan statement yang Alkitabiah dan ini harus dipahami oleh setiap orang reformed dimanapun dia berada. Statement ini menunjukan, bahwa orientasi hidup seorang Zwingli adalah Kristus!

Paulus mengatakan : ‘Aku telah disalibkan bersama Kristus. Aku hidup, tetapi bukan lagi aku, melainkan Kristus hidup di dalam aku. Dan apa yang sekarang aku hidup di dalam daging, aku hidup oleh iman pada anak Allah yang telah mengasihi aku dan yang telah menyerahkan diriNya demi aku’ (Gal.2/20).

Dalam surat Filipi 1/21 Paulus menyatakan: ‘ Sebab bagiku, hidup itu Kristus, dan mati, keuntungan ‘ Pernyataan tersebut bukan diucapkan oleh seorang pemula, namun diucapkan oleh seorang Rasul yang dipanggil dan ditetapkan oleh Allah sendiri. Inilah pernyataan yang menjadikan Kristus adalah segala-galanya. Kristus adalah Oreintasi hidup Paulus.

Memang pada masa lalu dengan status selaku orang yang diluar Kristus, status yang mengarahkan langkahnya menuju kebinasaan, maka Kristus adalah pusat kebencian Paulus. Namun manakala anugerah Allah merubah hidupnya menjadi baru, maka didalam status manusia baru (manusia didalam Kristus) Paulus menyatakan pengakuan demikian. Seumur hidup Paulus tetap memandang Kristus sebagai satu-satunya orientasi hidup dan kehidupannya.

Disini kita melihat, Paulus bukan saja mengabdikan dirinya, namun juga dia mendedikasikan dirinya secara total pada Kristus. Dengan perkataan lain Paulus menyatakan ; bahwa mati dan hidup dia adalah bagi Kristus saja. Sesungguhnya apa yang dikedepankan oleh Paulus ini, harus menjadi kepedulian setiap orang kristen. Betapa bodoh dan salahnya, jika seorang kristen menjadikan selain Kristus sebagai pusat atau orientasi hidupnya. Camkanlah ini.

Saudaraku, di zaman yang sulit ini masihkah ada diantara umat Kristiani yang secara serius dan konsekwen memberikan dirinya pada pengabdian dan dedikasi hanya pada Kristus! Jikalau ada, seberapa banyak diantara umat yang menghidupi pahaman tersebut secara baik dan bertanggungjawab? Sewaktu kita menengok realita kehidupan orang kristen sekarang, berapa banyak yang mengarahkan orientasi hidup dan kehidupannya bukan pada Kristus, tetapi pada materi, pada hobby hidupnya, pada kenikmatan sesaat, pada karier pekerjaan, pada penyebaran isu dan gosip murahan, pada kedudukan/pangkat, pada ilmu dan sukses di alam sementara ini dll.

Memang secara kasat mata seolah orientasi kehidupannya pada Kristus, namun sebenarnya semua itu hanya tipuan, semua itu tertutup dengan polah tingkah rohani yang tidak rohani. Ingat, mata manusia bisa ditipu mentah-mentah, namun mata Allah cukup tajam untuk memperhatikan kemunafikan tersebut. Bertobatlah!

John Calvin selaku reformator generasi kedua adalah seorang yang begitu tekun didalam mempelajari Alkitab. BagiJohn Calvin : Kebenaran Allah adalah diatas segala-galanya. Untuk penyikapan tersebut, Calvin adalah seorang yang konsisten dan tanpa kompromi. Maka dapat dimengerti jika John Calvin disebut sebagai sang pelayan firman.

Sepanjang hidupnya yang hanya berkisar sekitar 55 tahun, telah dibaktikan dan didedikasikan sedemikian rupa pada Kristus Tuhannya. Benar, didalam hidup seorang John Calvin sebagaimana diri Paulus adalah pribadi yang orientasi kehidupannya hanya pada Kristus saja. Kiranya dengan pertolongan Allah, kita dimampukan untuk memahami secara benar kebenaran tersebut dan menghidupinya. Praise God !

Dinamika Kehidupan Gereja

Oleh: Ev. Sonny Tjandra

Gereja adalah satu institusi yang didirikan oleh Tuhan sendiri. Berbicara soal Gereja adalah bukan berbicara soal gedung, karena gedung bukan Gereja dan Gereja bukanlah gedung. Gereja adalah menghunjuk pada pribadi-pribadi yang telah menikmati penebusan dari karya Salib Anak Domba Allah. Maka pemilik sah dari gereja adalah Tuhan sendiri.

Heran sekali dan merupakan kesalahan fatal, namun terus-menerus di ulang-ulang. Bahwasanya banyak Majelis Gereja mengatakan : Gereja kita atau Gereja saya atau Kita punya Gereja. Banyak Pendeta dengan enteng mengatakan : Kalau Gereja saya atau Di Gereja saya atau Di dalam Gereja saya. Ada juga pengurus komisi yang secara antusias mengatakan : Wah kalau Gerejaku atau Di Gerejaku atau Gereja kami.

Perhatikan dengan seksama, bahwa semua cetusan diatas adalah tidak sah dan sangat salah serta memutar balikan fakta yang benar. Hanya Kristus Tuhan yang berhak menyatakan : Ini Gerejaku atau EklesiaKu ! Karena Dia adalah pemilik Gereja atau umat yang ditebusNya.

Gereja adalah milik Tuhan, maka selaku tubuh Kristus, Gereja harus mengedepankan dinamika hidupnya. Selama Gereja masih menggembara di dunia yang fana ini, maka Gereja memang belum berada dalam kehidupan yang sempurna. Dengan demikian Gereja harus terus berkaca diri, menatalayani diri, sehingga kehadiran Gereja di tengah sejarah yang berjalan ini boleh menjadi kesaksian dan berkat bagi masyarakat luas. Tuhan meletakkan GerejaNya di tengah dunia, agar melaluinya Gereja menjadi terang dan garam dunia. Tetapi disatu sisi keberadaan Gereja di tengah dunia bukan tanpa resiko.

Dalam perjalanannya, sejarah Gereja telah menyatakan kesaksian yang tak terbantahkan, bahwa Gereja menghadapi tantangan dan kendala yang berat, Gereja menghadapi tipu daya si Setan. Karenanya Gereja harus senantiasa berpaut dengan Tuhan, bagaikan carang dengan pokok. Realita ini dikedepankan melalui kehidupan Gereja yang berdoa.

Dimanakah Gereja yang berdoa hari ini ? Doa adalah satu elemen yang sangat penting untuk diabaikan ! Itu sebabnya Gereja harus memaju dalam kehidupan doa dan terus berdoa kepada Tuhan. Satu pernyataan yang ditujukan untuk Martin Luther adalah : Letak kekuatan Luther adalah didalam kesetiaan doanya. Melalui kehidupan doa yang baik, Gereja semakin sadar, bahwa selaku umat Kristiani harus terus menerus bersandar pada Tuhan sebagai sumber kekuatan didalam melakoni kehidupan kemusafirannya. Gereja yang berdoa adalah Gereja yang sehat dan kuat.

Dinamika kehidupan Gereja bukan hanya berorientasi pada doa saja. Doa sangat penting, tetapi Gereja juga harus mewartakan Injil yang adalah Kabar Baik satu-satunya bagi manusia berdosa. Jikalau menemukan seseorang yang mengatakan dirinya bukan orang berdosa, hanya ada kekurangan dan kesalahan. Sesungguhnya apa yang diutarakan adalah memberitahukan, bahwa dirinya orang berdosa dan dosa ini membawa pada kebinasaan kekal.

Namun dosa yang menguasai dan mewarnainya sedemikian rupa, telah menjadikan dirinya tidak menyadari akan keberdosaannya, orang semacam ini baru sadar, setelahnya berada di tempat kebinasaan, itulah neraka. Disinilah Gereja harus menjadi Gereja yang Missioner atau Gereja yang mewartakan Injil. Sesungguhnya hanya Injil Kristus yang mampu merubah seseorang menjadi baru dan baik.

Semua yang disebut baru dan baik, jika bukan karena Injil, maka itu merupakan kebaharuan dan kebaikan yang semu atau sebatas kulit saja dengan perkataan lain, itulah perubahan palsu. Manusia tidak dapat merubah dirinya menjadi manusia baru dan baik dihadapan Tuhan, kecuali Tuhan melalui Injil. Manakala memperhatikan dinamika Gereja mula-mula, jelas sekali Gereja mula-mula adalah Gereja yang menaruh perhatian pada kehidupan doa dan Gereja yang setia didalam mewartakan Injil, sekalipun harus berurusan dengan kesulitan, penderitaan dan mempertaruhkan nyawa.

Bagaimanakah dengan Gereja hari ini? Kiranya Tuhan menolong Gerejanya, dan Gereja bersetia didalam kehidupan doa dan mewartakan berita Injil. Praise God.