Thursday, March 13, 2014

Kecewa Kepada Tuhan

Tentu tulisan seperti ini udah usang dan kurang menarik. Tetapi perasaan tulisan seperti ini yang sering dialami oleh manusia. Terutama bagi orang yang menamakan dirinya Kristen. Murid Yesus. Lah koq kecewa sama Yesus? Begitu kira-kira pertanyaan bumerang-nya.

Sebagai manusia berdosa gak usah kuatir kalau perasaan itu muncul dalam hati pikiran kita, meski mungkin gak pernah kita utakan didepan khalayak ramai. Suatu saat kita down karena apa yang kita harapkan gak terjadi, gak terwujud. Apalagi kita udah doa minta-minta sama Tuhan. Eh apa yang terjadi? Nothing.

Seorang pemuda, hendak menjemput pacarnya untuk menghadiri sebuah kebaktian kebangunan rohani. Sewaktu hendak menyalakan mobilnya, mobil tersebut mogok. Pemuda itu sudah berdoa kepada Tuhan supaya tidak terjadi hal demikian. Tetapi itu yang dia alami. Dia harus menunggu mobil derek datang satu jam kemudian dalam cuaca yang dingin dan hujan. Pacarnya pun sudah bosan menunggu.

Mengapa hal itu diijinkan oleh Tuhan? Sang pemuda pun kecewa kepada Tuhan.Niatnya kan baek. Harapannya membawa pacarnya menghadiri kebaktian kebangunan rohani. Mengapa hal itu berantakan?

Di tahun 2014 ini kita belajar sebuah buku yang diambil dari katekisasi pendek Westminster. Dimana awal buku menuliskan bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk memuliakan Dia.Semua yang diciptakan oleh Allah, semua yang disediakan untuk manusia, hanya untuk memuliakan Allah. Hanya dikembalikan untuk Allah. Manusia mengerjakannya untuk memuliakan Allah.

Jika seorang Kristen dapat mengerti mengapa dia ada di bumi ini, dia juga mengerti segala sesuatu dalam hidupnya hanya untuk Tuhan. Baik buruk yang dialaminya, hanya untuk kemuliaan Tuhan. Suatu prinsip yang harus dipegang adalah baik buruk yang kita alami, Tuhan tidak pernah bersalah!

Ini bedanya jika kita hanya melihat dari kacamata diri sendiri. Tentu semua berkat dan kemuliaan hanya untuk diri kita sendiri.Tetapi jika kita dapat meng-amin-i bahwa Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm11:36) maka kita akan selalu memandang segala sesuatu dari kacamataNya.

Mungkin sesaat kita akan kecewa, marah, sakit hati, secara manusiawi karena daging. Tetapi kita segera juga akan meminta ampun kepada Tuhan bahwa kita tidak layak untuk kecewa marah kepadaNya. namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Gal.2:20

Oh ya, semua ini kedengarnnya mudah. Tetapi ketika kita menghadapi dalam hidup ini, ajubilah, itu seakan sebuah peperangan. Seperti rasul Paulus tuliskan bahwa Kristus hidup di dalam aku. Puji Tuhan, kalau Kristus adalah Allah mau hidup didalam kita. Sehingga kita dapat hidup oleh iman kepadaNya.

Oleh Roh Kudus yang senantiasa membimbing memimpin hidup kita, berdoa untuk kekuatan kesabaran dalam menghadapi masalah yang kita hadapi. Bukan meminta untuk meniadakan masalah. Sampai saat ini gw lagi membaca kitab Ayub sebagai bacaan Alitab. Kita tahu apa yang terjadi dalam hidup Ayub. Yang tadinya hidup Ayub aman tentram kaya dan sejahtera. Oleh ijin Tuhan hidup Ayub dijungkir balikkan. Hingga, mungkin kalau kita dapat katakan, titik yang terendah.

Yang gak ada apa yang mau dibanggakan. Semuanya hilang yang ada mungkin hanya sebatang tubuh saja. Seperti emas yang dibakar oleh api akan menjadi murni. Ayub hanya tergantung pada Tuhan. Meski dia kecewa tetapi dia kembali sadar bahwa hanya Tuhan saja yang berhak atas hidupnya.

Membaca kisah Ayub yang luar biasa. Beranikah kita berkata bahwa jadikan diri ini seperti Ayub, bahwa hidupku hanya begantung kepada Tuhan.

Friday, January 3, 2014

Berjalan 2014 Bersama Sang Gembala

Enggak sedikit orang yang takut kuatir ketika tahun 2013 berakhir dan akan memasuki tahun 2014. Enggak tau apa yang bakal terjadi tahun 2014. Lebih baek? Lebih buruk? Maka kuatir pun berjangkit dalam hati. Semua orang kuatir. Semua orang takut. Dan ternyata ketakutan kekuatiran itu normal. Dari orang kaya sampe yang miskin (apalagi) ada kuatir. Dari yang kecil sampe yang tua (apalagi) ada ketakutan.

Ternyata kalo dipikir lebih panjang ketakutan kekuatiran itu baek adanya. Bayangin kalo manusia itu kagak punya kekuatiran atau ketakutan, maka kacau dah dunia ini. Semua hukum bakal dilanggar. Siapa takut? Hukum rimba berlaku lebih lagi diantara manusia. Siapa peduli? Gak ada rasa hormat yang muda kepada yang tua, atau anak kepada ortu. Mungkin juga kagak ada rasa cinta kasih terhadap sesama.

Kira-kira begitu kali yang bakal terjadi. Gak ada takut, gak ada kuatir. Rasa takut akibat dari perbuatan dosa manusia mugnkin ada blessing in disguise yang menjadikan manusia itu enggak semena-mena. Meski jaman sekarang pun banyak manusia jahat yang melawan hati nurarni-nya. Yang melawan rasa takutnya dengan semakin mengeraskan hatinya.

Ketika kedatangan Kristus yang pertama kali ke dunia, manusia pun diliputi rasa takut.
“Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elizabeth istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu…” Luk. 1:13
“Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah…” Luk. 1:30
“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar…” Luk. 2:10

Salah tiga contoh di Alkitab menggunakan nasihat jangan takut. Mengapa ada perasaan takut muncul? Ketidak tahuan akan masa depan. Tidak melihat adanya pengharapan. Ketidak percayaan. Tetapi secara hurufiah orang-orang yang ditulis dalam Alkitab pada kejadian itu mempunyai rasa takut, Entah bisa jadi rasa takut melihat cahaya terang benderang kedatangan malaikat. Atau mendengar beritanya. Atau pun melihat wajah malaikatnya.

Memasuki tahun 2014 tidak sedikit orang  ketakutan akan masa depan apa yang bakal terjadi pada tahun 2014. Bisnis masih jalan? Pekerjaan masih dipunyai? Keuangan. Keluarga. Dan masih banyak kekuatiran hidup yang laen. Mengingat tokoh-tokoh Alkitab rasanya sepertinya perjalanan hidup mereka aman-aman saja,

Abraham, dikenal sebagai Bapa orang beriman. Ketika Tuhan berkata kepadanya, "Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu  dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri  yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa   yang besar, dan memberkati engkau  serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk  orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu  semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun  ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur  tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran." Kej12:1-4

Gw pikir secara manusia Abram juga pasti ada pergumulan. Gak bisa kan seenaknya oke Tuhan berbicara begitu gw ikutin. Secara manusia dia bakal bertanya-tanya. Kemana Tuhan? Jawabnya "Gak Tahu" Nah lu kalo kita mau pergi biasanya tahu dulu kan, mau kemana. Tapi ini enggak. Gw yakin Abram itu percaya ama janji Tuhan. Kalo kita tahu seseorang yang kita kenal baek lalu orang itu menawarkan pekerjaan yang baik yang bakal lebih baik daripada yang sekarang. Kira-kira kita mau enggak ya? Pekerjaannya apa dulu? Perusahaannya bonafide engga? Tapi orang itu hanya bilang percaya gw dech pokoknya gw jamin elu pasti sukses.

Demikian dengan dengan kita ketika menjalani tahun 2014, mungkin kita masih belom tau bakal apa yang akan terjadi tetapi Tuhan sudah berjanji. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?  


Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?  Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu." Mat6:25-27, 31,32

Apakah kita bakal gak percaya sama Allahnya Abraham, Allahnya Musa, Allahnya Yakub yang telah terbukti menepati janji-janjiNya kepada umatNy? Demikian pula Dia akan menepati janji-janjiNya kepada kita. Sebaliknyalah hidup kita arahkan kepada Tuhan. Pandang wajahNya. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Itu tugas kita.

Menarik sekali kalau di Alkitab ada 365 kali perkataan "Jangan Takut." (Menurut catatan Strong’s Concordance) bisa diartikan 1 tahun = 365 hari, maka setiap hari Alkitab mengingatkan kita untuk jangan takut.