Friday, July 30, 2010

Dinamika Kehidupan Gereja

Oleh: Ev. Sonny Tjandra

Gereja adalah satu institusi yang didirikan oleh Tuhan sendiri. Berbicara soal Gereja adalah bukan berbicara soal gedung, karena gedung bukan Gereja dan Gereja bukanlah gedung. Gereja adalah menghunjuk pada pribadi-pribadi yang telah menikmati penebusan dari karya Salib Anak Domba Allah. Maka pemilik sah dari gereja adalah Tuhan sendiri.

Heran sekali dan merupakan kesalahan fatal, namun terus-menerus di ulang-ulang. Bahwasanya banyak Majelis Gereja mengatakan : Gereja kita atau Gereja saya atau Kita punya Gereja. Banyak Pendeta dengan enteng mengatakan : Kalau Gereja saya atau Di Gereja saya atau Di dalam Gereja saya. Ada juga pengurus komisi yang secara antusias mengatakan : Wah kalau Gerejaku atau Di Gerejaku atau Gereja kami.

Perhatikan dengan seksama, bahwa semua cetusan diatas adalah tidak sah dan sangat salah serta memutar balikan fakta yang benar. Hanya Kristus Tuhan yang berhak menyatakan : Ini Gerejaku atau EklesiaKu ! Karena Dia adalah pemilik Gereja atau umat yang ditebusNya.

Gereja adalah milik Tuhan, maka selaku tubuh Kristus, Gereja harus mengedepankan dinamika hidupnya. Selama Gereja masih menggembara di dunia yang fana ini, maka Gereja memang belum berada dalam kehidupan yang sempurna. Dengan demikian Gereja harus terus berkaca diri, menatalayani diri, sehingga kehadiran Gereja di tengah sejarah yang berjalan ini boleh menjadi kesaksian dan berkat bagi masyarakat luas. Tuhan meletakkan GerejaNya di tengah dunia, agar melaluinya Gereja menjadi terang dan garam dunia. Tetapi disatu sisi keberadaan Gereja di tengah dunia bukan tanpa resiko.

Dalam perjalanannya, sejarah Gereja telah menyatakan kesaksian yang tak terbantahkan, bahwa Gereja menghadapi tantangan dan kendala yang berat, Gereja menghadapi tipu daya si Setan. Karenanya Gereja harus senantiasa berpaut dengan Tuhan, bagaikan carang dengan pokok. Realita ini dikedepankan melalui kehidupan Gereja yang berdoa.

Dimanakah Gereja yang berdoa hari ini ? Doa adalah satu elemen yang sangat penting untuk diabaikan ! Itu sebabnya Gereja harus memaju dalam kehidupan doa dan terus berdoa kepada Tuhan. Satu pernyataan yang ditujukan untuk Martin Luther adalah : Letak kekuatan Luther adalah didalam kesetiaan doanya. Melalui kehidupan doa yang baik, Gereja semakin sadar, bahwa selaku umat Kristiani harus terus menerus bersandar pada Tuhan sebagai sumber kekuatan didalam melakoni kehidupan kemusafirannya. Gereja yang berdoa adalah Gereja yang sehat dan kuat.

Dinamika kehidupan Gereja bukan hanya berorientasi pada doa saja. Doa sangat penting, tetapi Gereja juga harus mewartakan Injil yang adalah Kabar Baik satu-satunya bagi manusia berdosa. Jikalau menemukan seseorang yang mengatakan dirinya bukan orang berdosa, hanya ada kekurangan dan kesalahan. Sesungguhnya apa yang diutarakan adalah memberitahukan, bahwa dirinya orang berdosa dan dosa ini membawa pada kebinasaan kekal.

Namun dosa yang menguasai dan mewarnainya sedemikian rupa, telah menjadikan dirinya tidak menyadari akan keberdosaannya, orang semacam ini baru sadar, setelahnya berada di tempat kebinasaan, itulah neraka. Disinilah Gereja harus menjadi Gereja yang Missioner atau Gereja yang mewartakan Injil. Sesungguhnya hanya Injil Kristus yang mampu merubah seseorang menjadi baru dan baik.

Semua yang disebut baru dan baik, jika bukan karena Injil, maka itu merupakan kebaharuan dan kebaikan yang semu atau sebatas kulit saja dengan perkataan lain, itulah perubahan palsu. Manusia tidak dapat merubah dirinya menjadi manusia baru dan baik dihadapan Tuhan, kecuali Tuhan melalui Injil. Manakala memperhatikan dinamika Gereja mula-mula, jelas sekali Gereja mula-mula adalah Gereja yang menaruh perhatian pada kehidupan doa dan Gereja yang setia didalam mewartakan Injil, sekalipun harus berurusan dengan kesulitan, penderitaan dan mempertaruhkan nyawa.

Bagaimanakah dengan Gereja hari ini? Kiranya Tuhan menolong Gerejanya, dan Gereja bersetia didalam kehidupan doa dan mewartakan berita Injil. Praise God.

No comments:

Post a Comment