Tuesday, January 25, 2011

KasihNya Menguatkan kita !

Ditulis oleh : Ev. Sonny Tjandra

Dalam sebuah papan promosi ada tertulis : Life is Easy. Dan manakala kita menengok sekitar, ternyata mata kita bertemu dengan fenomena dari orang-orang yang menjalani kehidupan ini dengan senyum, dengan santai, dengan bernikmat makan dan minum, dengan tanpa beban dan sebagainya. Terlihat kehidupan ini mudah dijalani. Tetapi betulkah demikian?

Jikalau kita secara serius menzimak atau mencermati kehidupan tersebut, maka kesimpulan yang muncul adalah: bahwa kehidupan ini harus diperjuangkan. Jika hidup ini adalah perjuangan, maka sesungguhnya hidup ini bukanlah mudah, semudah membalik telapak tangan. Maka sewaktu melihat seseorang menjalani hidupnya dengan mewah, tanpa susah dan bersusah-susah, ini membuktikan bahwa kehidupan ini tidaklah mudah dan mereka yang hidup demikian sesungguhnya sedang mengampangkan hidup dan mengambil jalan pintas alias tidak mau susah dan sukar atau menghadapi pergumulan hidup. Dan orang-orang semacam demikian, adalah orang-orang yang tidak bertanggungjawab secara serius didalam melakoni kehidupan ini.

Didalam Alkitab, kita diperhadapkan dengan ragam pergumulan hidup dan tak jarang seseorang harus mengakhiri hidupnya dengan tragis. Coba perhatikan riwayat hidup si Simson. Perhatikan pula riwayat hidup si Yohanes Pembaptis. Cermati riwayat hidup Stefanus di Kisah Para Rasul. Atau coba telusuri riwayat hidup orang-orang percaya di abad pertama yang dicatat dalam Kisah Para Rasul. Bukankah mengambarkan dengan jelas, bahwasanya hidup ini tidaklah gampang. Secara sederhana, tatkala kita mendapati seseorang mengambil sikap bunuh diri, tatkala seseorang mengambil sikap yang sangat kontras terhadap persoalan yang dihadapinya, tatkala seseorang harus mengambil atau menanggung resiko dan seterusnya.

Bukankah semua fakta ini memberitahukan, bahwa kehidupan ini tidaklah mudah. Dan satu yang tak boleh kita abaikan atau lupakan, yakni bagaimana Kristus harus menapak Golgota dan harus berurusan dengan salib. Maka boleh dibilang bahwa hidup ini adalah perjuangan. Satu pertanyaan penting dimunculkan disini : Jika hidup yang ada adalah sarat dengan ragam soal dan tantangan, lalu apa yang menjadi kekuatan untuk menghadapi semua realita tersebut ?

Selaku seorang kristen, mari kembali pada Alkitab sebagai satu-satunya otoritas tertinggi. Alkitab menyatakan didalam surat I Korintus 13, bahwasanya Kasih yang bersumber dari diri Allah sendiri, kasih inilah yang sanggup dan menyanggupkan seorang Kristen untuk tabah dan cakap didalam menyikapi dan menindak lanjuti secara benar akan realita kehidupan yang tidak ramah tersebut.

Ayat 4 -7 menyatakan: ‘ Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tidak berkesudahan ! ‘

Inilah kasih yang bersumber dari Allah sang sumber kasih. Dan kasih inilah yang memampukan seseorang untuk menghadapi dengan berani akan realita kehidupan ini. Maka seorang kristen yang memahami dengan baik akan kebenaran ini, dia akan mempunyai keberanian dengan kekuatan kasih sejati bukan saja menghadapi realita hidup, tetapi juga menantang kehidupan ini untuk dikembalikan pada porsi yang seharusnya.

Jikalau kita mengatakan mengasihi Allah, maka kita harus membaca dan mempelajari Alkitab dan melaluinya kita dimengertikan tentang kekuatan dari kasih sejati. Kasih yang murah, itulah kasih yang palsu, jelas tak sanggup menghadapi kerasnya kehidupan ini. Sebaliknya kasih sejati memampukan secara benar seorang kristen menjalani hidup dan menghadapi tantangan kehidupan. Kiranya Allah menolong setiap kita.

No comments:

Post a Comment